Jumat, 06 Juli 2012

Sejarah Mie soun




Sejarah Industri Mi Soon

Geliat kemajuan desa Manjung sebenarnya sudah mulai sejak tahun 1970 an. Adalah Bp. Somosuwito warga desa yang mengabdi pada seorang Cina di kota Klaten pemilik perusahaan soon. Saat itu tahun 1960 Bp. Somo sebagai pegawai di sana dan dengan kegigihannya beliau mengusai teknis pembuatan soon. Maka pada tahun 1965 Bp. Somo memulai usahanya membuat mi soon dengan alat seadanya. Dinamika seorang usaha telah dialaminya, mulai dari kesulitan mendapatkan bahan baku, kegagalan produksi, sulitnya memasarkan produk sampai kritik pedas di media massa bahwa soonnya tidak higienis karena ketika itu proses pengadukan adonan bahan baku menggunakan kaki. Sebagaimana layaknya seorang wirausahawan, pak Somo dan beberapa kawan yang telah ikut-ikutan memproduksi soon mempunyai pandangan hidup yang jelas yaitu: kegagalan itu sebenarnya hanya kesuksesan yang tertunda. Jadi kegagalan-kegagalan selalu dijadikan bahan pelajaran dan kritikkan dari siapapun diterima demi kemajuan usahanya.

Kini mental wirausahawan ini telah melekat pada para pengusaha soon di Manjung yang sebagian besar sudah generasi kedua, anak-anak pengusaha perintis seperti Bp. Somosuwita dan kawan-kawan. Apabila kita hitung sejak mulainya industri soon di desa Manjung hingga kini industri skala rumah tangga ini telah memasuki 4 dasa warsa, namun demikian keberadaannya masih tetap lancar dan selalu muncul inovasi-inovasi baru mulai dari inovasi teknologi sampai dengan sistem penyangga permodalan. Mi soon atau lebih populer disebut mi putih adalah jenis makanan yang mempunyai tampilan seperti tali senar raket tenis, merupakan bagian terpenting dari berbagai jenis makanan seperti; bakso, soto, resoles, bakwan, sop dan beberapa jenis makanan tambahan lainnya. 70 kk memiliki usaha soon dengan omset lebih kurang Rp. 30 juta per pengusaha.

0 komentar:

Posting Komentar